Peningkatan
mutu pendidikan, tidak dapat terlaksana tanpa pemberian kesempatan
sebesar-besarnya pada sekolah yang merupakan ujung tombak terdepan untuk
terlibat aktif secara mandiri mengambil keputusan tentang pendidikan.
Sekolah harus menjadi bagian utama sedangkan masyarakat dituntut
partisipasinya dalam peningkatan mutu yang telah menjadi komitmen
sekolah demi kemajuan masyarakat.
Peningkatan
mutu tidak terlepas dari sumber daya manusianya, yaitu guru. Seorang
guru yang bermutu tentu memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran.
Kemampuan guru merupakan kunci utama dalam keberhasilan pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran tentu terkait dengan bagaimana cara guru
membelajarkan siswa. Sebuah pembelajaran dikatakan berhasil apabila
kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam suasana menyenangkan, siswa
aktif, guru pun aktif, dan hasil dari pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan kemampuan siswa. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat
dari evaluasi yang dilakukan guru.
Sesuai
dengan kurikulum yang berlaku saat ini, peran guru jauh lebih berat
dari sebelumnya. Dahulu di dalam kegiatan pembelajaran, guru hanya
berperan sebagai pentransfer ilmu pengetahuan, siswa hanya sebagai
penerima ilmu pengetahuan. Paradigma guru sebagai pentransfer ilmu
pengetahuan telah berubah. Seorang guru di depan kelas atau dalam proses
pembelajaran setidak-tidaknya harus mampu menjadi nara sumber,
inovator, fasilitator, mediator, motivator, dan edukator.
Untuk itu, seorang guru memang harus tampil prima dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Tampil prima bukanlah hal yang mudah. Seorang
guru harus mempersiapkan diri terlebih dahulu secara matang sebelum
pembelajaran dimulai. Di samping membuat silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran, guru juga harus menguasai materi. Penguasaan materi ini
yang sangat penting bagi seorang guru.
Permasalahan yang sering terjadi selama ini adalah masih banyak
guru yang kurang menguasai materi pembelajaran. Penampilan guru
kadang-kadang gugup walaupun mungkin sang guru menguasai materi
pembelajaran, guru seolah-olah kurang percaya diri.
Kelemahan
guru tersebut perlu dicarikan jalan keluarnya. Salah satu cara untuk
mengatasi kelemahan dalam penguasaan materi dan kurangnya rasa percaya
diri guru adalah membuat ringkasan-ringkasan. Membuat ringkasan
berarti mengambil inti sari suatu uaraian atau pokok
pikiran, kemudian inti sari itu itu ditulis
dengan singkat dalam kata-kata sendiri dan dapat pula
dihubungkan dengan pokok-pokok pikiran lainnya yang
juga telah diringkaskan.
Ringkasan
dibuat sebaiknya setelah guru membaca atau telah selesai
mempelajari suatu uraian yang bulat. Pembuatan ringkasan yang
baik adalah meringkas setiap pokok bahasan atau setiap satu
bab. Dengan gambaran yang lengkap mengenai ringkasan
suatu bab, guru akan dapat menghubungkan pokok-pokok pikiran yang
satu dengan lainnya secara sempurna.
The
Liang Gie (1979) dalam bukunya “Teknik Belajar
Efektif menyatakan bahwa untuk membuat suatu ringkasan yang
dengan baik, seorang harus betul-betul mengerti uraian yang
akan diringkaskan itu, yaitu pokok-pokok pikiran dalam
uraian itu beserta hubungannya yang satu dengan yang
lainnya. Dalam membuat ringkasan yang baik terlebih dahulu
kita harus mempunyai gambaran dari bentuk susunan buku
itu, penyusunan bahan-bahan, pembagian dalam bab-bab dan
pasal-pasal. Dengan demikian membuat ringkasan adalah usaha untuk
mencernakan suatu materi pelajaran dalam bentuk
wacana atau catatan guru dengan cara meringkas
pokok-pokok pikiran dalam uraian itu beserta hubungannya antara
yang satu dengan yang lain.
Ringkasan-ringkasan tersebut kemudian ditulis ke sebuah kertas biasa
atau kertas karton. Kertas tersebut berukuran 10 cmx 15 cm.Bentuk
inilah yang disebut dengan kartu ringkasan. Sebaiknya, kartu ringkasan
terbuat dari karton karena kertas ini agak tebal dan mudah dimasukkan ke
dalam saku baju atau celana. Setiap satu kartu ringkasan
sebaiknya hanya memuat satu pokok pikiran saja.
Banyak sekali manfaat kartu ringkasan, di antaranya: 1)
memudahkan guru/dosen mengingat kembali materi; 2) memastikan
ketepatan urutan materi, 3) tidak perlu mengulang buku yang sama bila
memberikan materi yang sama kepada mahasiswa, 4) karena yang membuat
ringkasan itu adalah dirinya, dengan mudah ia mencerna isi buku
tersebut, dan 5) karena materi telah terkuasai otomatis rasa percaya
diri muncul dan memudahkannya untuk menerangjelaskan materi tersebut
kepada mahasiswanya.
Hal
yang sama tentu dapat dilaksanakan juga oleh guru. Di samping guru
memang telah menguasai materi, sebaiknya guru membuat catatan-catatan
ringkas ke dalam kertas karton. Hasil materi yang diringkas ini tentu
mengalami keunggulan-keunggulan, antara lain guru: 1) akan
lebih mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang
diringkas karena isi ringkasan merupaan hal-hal yang pokok atau
inti saja, 2)terlatih untuk berpikir secara praktis
tanpa perlu menggunakan bahasa yang bertele-tele atau kurang
dimengerti, 3) terlatih mengulang materi pelajaran yang
telah diajarkan.
Penggunaan
kartu ringkasan dalam membelajarkan siswa juga pernah penulis terapkan.
Sebelum menerapkan kartu ringkasan tersebut dalam kegiatan
pembelajaran, penulis memiliki rasa kurang percaya diri dan selalu
merasa khawatir karena takut siswa akan bertanya dan penulis kurang
mampu menjawab. Namun, dengan menggunakan kartu ringkasan pada kegiatan
pembelajaran, kemampuan penulis bertambah dan rasa percaya diri
muncul.
Membuat
kartu ringkasan memang membutuhkan kesabaran. Ini disebakan oleh kita
harus membaca buku atau materi berulang-ulang dan meringkasnya.
Sebenarnya, pada proses membaca berulang-ulang dan menulis kembali
ringkasan dalam kartu ringkasan merupakan proses mengingat yang sangat
baik.
Dengan
proses mengingat yang baik dan ditambah dengan kartu-kartu ringkasan
yang berada di tangan guru, akan membuat guru menguasai materi
pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan percaya diri di dalam
melaksanakan pembelajaran. Karena memiliki rasa percaya diri, guru tentu
mampu memberikan pembelajaran yang menyenangkan, yang berakhir dengan
peningkatan kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran dari guru.
Bila ini terjadi, peningkatan mutu pembelajaran dan hasil pembelajaran
dapat ditingkatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar