Rabu, 21 November 2012

Resep Bolu Kukus

Membuat Bolu Kukus supaya bisa mengembang (mekrok) sempurna sangat tricky, gampang-gampang susah, sampai ada istilah kena kutukan bolu kukus kalo lagi apes bolu kukusnya gak mekrok-mekrok.
Bahan Bolu Kukus:
  • Cetakan Bolu Kukus
  • ½ sdt soda kue
  • 4 putih telur
  • 1 sdm coklat bubuk untuk pewarna
  • 300 gram tepung terigu
  • ½ sdt vanilla
  • 5 butir kuning telur
  • 175 cc air soda
  • 250 gram gula pasir
Cara Membuat Bolu Kukus:
  • Beri alas cetakan bolu kukus menggunakan kertas roti kemudian masukkan ke dalam panci kukus dengan air mendidih.
  • Kocok telur, vanilla, dan gula hingga kental dan naik kemudian masukkan bergantian, ½ bagian tepung, ½ bagian air soda, begitu seterusnya hingga adonan habis, aduk rata. Ambil 5 sdm adonan, tambahkan coklat bubuk, aduk rata.
  • Masukkan adonan ke dalam cetakan hingga hampir penuh setelah itu masukkan 1-2 sdt adonan yang diberi coklat bubuk.
  • Tutup panci kukusan, masak ± 20 menit menggunakan api besar tanpa membuka tutupnya. Kukus sampai matang dan merekah, selama ± 25 menit. Bolu kukus siap disajikan

Kamis, 15 November 2012

Bakso Kuah Kari

Sebagai selingan dari kegiatan harian yang sibuk dengan buku-buku pelajaran, masak-masak sepertinya ok juga nih!!!


Bakso kuah kari ini pasti cocok di lidah kita, karena rasanya mirip dengan gulai yang kerap kita santap. Tapi ciri khas karinya tetap ada.
Bahan bola daging:
200 gr daging giling
50 gr ayam giling
1 sdm tepung maizena
1 butir telur
¼ sdt garam
¼ sdt gula pasir
¼ sdt merica bubuk
1 siung bawang putih, cincang halus
½ sdm daun ketumbar, cincang halus
1 bh cabai merah keriting, cincang halus
Bahan:
2 bh cabai merah besar, buang biji, iris halus
2 bh tomat, direbus, buang biji, cincang halus
1 sdt kecap asin
½ sdt garam
¼ sdt merica bubuk
300 ml santan dari ¼ butir kelapa
1 tangkai daun ketumbar, cincang kasar
2 sdm minyak untuk menumis
Bumbu halus:
4 btr bawang merah, cincang halus
2 siung bawang putih, cincang halus
3 bh cabai merah keriting
1 cm lengkuas
1 cm jahe
2 cm kunyit
Bahan pelengkap:
100 kwetiaw kering, rebus
Cara membuat:
1. Campur semua bahan bola daging sampai rata. Bentuk bulat sebesar bakso. Sisihkan.
2. Tumis bumbu halus sampai harum. Masukkan cabai dan tomat. Tumis sampai layu.
3. Tuang santan, kecap asin, garam, dan merica. Masak sampai mendidih.
4. Masukkan bola daging. Masak di atas api kecil sampai meresap dan kental. Tambahkan daun ketumbar. Aduk rata.
5. Sajikan dengan pelengkap.
Untuk 4 porsi

MASALAH-MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


1.      Jenis-Jenis Masalah Belajar
Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, diantaranya:
a.       Keterampilan akademik
b.      Ketercepatan dalam belajar
c.       Sangat lambat dalam belajar
d.      Kurang motivasi dalam belajar
e.       Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar.

Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernytaan manifestasi gejala kesulitan belajar antara lain:
  • Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata
  • Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan 
  • Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar
  • Menunjukkan sikap yang kurang wajar
  • Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan
  • Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar.
Seorang siswa dapat diduga mengalami kesulitan belajar, kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu.  Seperti ukuran kriteria yang dinyatakan dalam TIK atau ukuran tingkat kapasitas atau kemampuannya.
Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan itu bisa ada yang disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh yang mengalaminya, hambatan itu dapat bersifat psikologis, sosiologis, dan fisiologis dalam keseluruhan proses belajar. Orang yang mengalami kesulitan belajar akan mengalami hambatan dalam mencapai hasil belajarnya.

2.      Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Masalah Belajar
a.       Faktor yang bersumber dari diri pribadi
Faktor yang bersumber dari diri pribadi yaitu faktor psikologis seperti, intelegensi, bakat, minat, motivasi, kematangan.
b.      Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah
        Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan kesulitan belajar yaitu kurikulum, metode mengajar, hubungan guru dengan guru, hubungan guru dengan murid, hubungan murid dengan murid, sarana dan prasarana.
c.       Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga yang dapat menimbulkan kesulitan belajar yaitu ekonomi keluarga, hubungan antar sesama keluarga, tuntutan orang tua, pendidikan orang tua.
d.      Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat
Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat yang dapat menimbulkan kesulitan belajar seperti masmedia cetak, contoh komik, buku-buku pornografi, media TV, VCD, video, play station, dsb.

3.      Cara Pengungkapan Masalah Belajar
Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
a.       Tes kemampuan dasar
Tingkat kemampuan dasar biasa diukur dengan mengadministrasikan tes intelegensi yang sudah baku.
b.      Melalui Pengisian AUM PTSDL
Siswa mengisi alat ungkap masalah yang berkenaan dengan masalah belajar.
c.       Tes Diagnostik
Merupakan instrumen untuk mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.
d.      Analisis Hasil Belajar
Tujuannya sama dengan tujuan tes diagnostik.
e.       Langkah-langkah atau Prosedur dan Teknik Penggunaan Masalah (diagnosa kesulitan belajar)
1)      Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
2)      Melokasikan letaknya kesulitan (permasalahan)
3)      Lokalisasi jenis faktor sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai kesulitan
4)      Perkiraan kemungkinan bantuan
5)      Penetapan kemungkinan cara mengatasinya
6)      Tindak lanjut.

4.      Upaya Pengentasan Masalah Belajar
a.       Pengajaran Perbaikan
Merupakan pelayanan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah-masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar siswa.
b.      Program Pengayaan
Merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa siswa yang sangat cepat dalam belajar.
c.       Peningkatan Motifasi Belajar
Prosedur-prosedur yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa: 1) Memperjelas tujuan belajar, 2) Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa, 3) Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, meransang dan menyenangkan, 4) Memberikan hadiah (penguatan dan hukuman bila perlu), 5) Menciptakan hubungan yang hangat dan dinamis, 6) Menghindari tekanan-tekanan dan suasanayang tidak menentu, 7) Melengkapi sumber dan peralatan mengajar.
d.      Pengembangan sikap dan Kebiasaan Belajar yang baik
Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.
e.       Layanan Konseling Individual
Konseling dimaksud sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien.

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI GURU DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN KARTU RINGKASAN


Peningkatan mutu pendidikan, tidak dapat terlaksana tanpa pemberian kesempatan sebesar-besarnya pada sekolah yang merupakan ujung tombak terdepan untuk terlibat aktif secara mandiri mengambil keputusan tentang pendidikan. Sekolah harus menjadi bagian utama sedangkan masyarakat dituntut partisipasinya dalam peningkatan mutu yang telah menjadi komitmen sekolah demi kemajuan masyarakat.
Peningkatan mutu tidak terlepas dari sumber daya manusianya, yaitu guru. Seorang guru yang bermutu tentu memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran. Kemampuan guru merupakan kunci utama dalam keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran tentu terkait dengan bagaimana cara guru membelajarkan siswa. Sebuah pembelajaran dikatakan berhasil apabila kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam suasana menyenangkan, siswa aktif, guru pun aktif, dan hasil dari pembelajaran tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari evaluasi yang dilakukan guru.
Sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini, peran guru jauh lebih berat dari sebelumnya. Dahulu di dalam kegiatan pembelajaran, guru  hanya berperan sebagai pentransfer ilmu pengetahuan, siswa hanya sebagai penerima ilmu pengetahuan. Paradigma guru sebagai pentransfer ilmu pengetahuan telah berubah. Seorang guru di depan kelas atau dalam proses pembelajaran setidak-tidaknya harus mampu menjadi nara sumber, inovator, fasilitator, mediator, motivator, dan edukator.
            Untuk itu, seorang guru memang harus tampil prima dalam setiap  kegiatan pembelajaran. Tampil prima bukanlah hal yang mudah. Seorang guru harus mempersiapkan diri terlebih dahulu secara matang sebelum pembelajaran dimulai. Di samping membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, guru juga harus menguasai materi. Penguasaan materi ini yang sangat penting bagi seorang guru.
            Permasalahan yang sering terjadi selama ini adalah masih banyak guru yang kurang menguasai materi pembelajaran. Penampilan guru kadang-kadang gugup walaupun mungkin sang guru menguasai materi pembelajaran, guru seolah-olah kurang percaya diri.


            Kelemahan guru tersebut perlu dicarikan jalan keluarnya. Salah satu cara untuk mengatasi kelemahan dalam penguasaan materi dan kurangnya rasa percaya diri guru adalah membuat ringkasan-ringkasan.  Membuat ringkasan berarti mengambil inti sari  suatu uaraian  atau pokok pikiran, kemudian inti  sari  itu  itu ditulis  dengan  singkat dalam kata-kata sendiri  dan dapat pula dihubungkan  dengan pokok-pokok pikiran  lainnya  yang juga  telah  diringkaskan.
Ringkasan  dibuat sebaiknya setelah guru membaca atau telah selesai  mempelajari suatu uraian yang bulat. Pembuatan ringkasan yang  baik adalah meringkas setiap pokok bahasan atau setiap satu  bab.  Dengan  gambaran yang lengkap mengenai ringkasan suatu  bab, guru akan dapat menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya secara sempurna.
The  Liang  Gie (1979) dalam bukunya “Teknik Belajar Efektif  menyatakan bahwa  untuk membuat suatu ringkasan yang dengan baik, seorang harus betul-betul  mengerti  uraian yang akan diringkaskan  itu,  yaitu pokok-pokok pikiran  dalam uraian itu  beserta  hubungannya yang satu dengan yang lainnya. Dalam membuat ringkasan yang  baik terlebih  dahulu kita harus mempunyai gambaran  dari  bentuk susunan  buku itu, penyusunan bahan-bahan,  pembagian dalam bab-bab dan pasal-pasal. Dengan demikian membuat ringkasan adalah usaha untuk  mencernakan  suatu materi  pelajaran  dalam bentuk wacana  atau  catatan  guru dengan  cara meringkas pokok-pokok pikiran dalam uraian  itu beserta hubungannya antara yang satu dengan yang lain.
            Ringkasan-ringkasan tersebut kemudian ditulis ke sebuah kertas biasa atau kertas karton.  Kertas tersebut berukuran 10 cmx 15 cm.Bentuk inilah yang disebut dengan kartu ringkasan. Sebaiknya, kartu ringkasan terbuat dari karton karena kertas ini agak tebal dan mudah dimasukkan ke dalam saku baju atau celana.  Setiap satu kartu ringkasan sebaiknya hanya memuat satu pokok pikiran saja.  
Banyak sekali manfaat kartu ringkasan, di antaranya: 1) memudahkan guru/dosen mengingat kembali materi; 2)  memastikan ketepatan urutan materi, 3) tidak perlu mengulang buku yang sama bila memberikan materi yang sama kepada mahasiswa, 4) karena yang membuat ringkasan itu adalah dirinya, dengan mudah ia mencerna isi buku tersebut, dan 5) karena materi telah terkuasai otomatis rasa percaya diri muncul dan memudahkannya untuk menerangjelaskan materi tersebut kepada mahasiswanya.
Hal yang sama tentu dapat dilaksanakan juga oleh guru. Di samping guru memang telah menguasai materi, sebaiknya guru membuat catatan-catatan ringkas ke dalam kertas karton. Hasil materi yang diringkas ini tentu mengalami  keunggulan-keunggulan, antara lain guru: 1)  akan lebih mudah mengerti dan  memahami  materi pelajaran yang diringkas karena isi ringkasan  merupa­an hal-hal yang pokok atau inti saja, 2)terlatih  untuk berpikir secara  praktis  tanpa perlu menggunakan bahasa yang bertele-tele atau kurang  dimengerti, 3)  terlatih mengulang materi pelajaran yang  telah diajarkan.
Penggunaan kartu ringkasan dalam membelajarkan siswa juga pernah penulis terapkan. Sebelum menerapkan kartu ringkasan tersebut dalam kegiatan pembelajaran, penulis memiliki rasa kurang percaya diri dan selalu merasa khawatir karena takut siswa akan bertanya dan penulis kurang mampu menjawab. Namun, dengan menggunakan kartu ringkasan pada kegiatan pembelajaran, kemampuan penulis bertambah dan rasa percaya diri muncul. 
Membuat kartu ringkasan memang membutuhkan kesabaran. Ini disebakan oleh kita harus membaca buku atau materi berulang-ulang dan meringkasnya. Sebenarnya, pada proses membaca berulang-ulang dan menulis kembali ringkasan dalam kartu ringkasan merupakan proses mengingat yang sangat baik.
Dengan proses mengingat yang baik dan ditambah dengan kartu-kartu ringkasan yang berada di tangan guru, akan membuat guru menguasai materi pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan percaya diri di dalam melaksanakan pembelajaran. Karena memiliki rasa percaya diri, guru tentu mampu memberikan pembelajaran yang menyenangkan, yang berakhir dengan peningkatan kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran dari guru. Bila ini terjadi, peningkatan mutu pembelajaran dan hasil pembelajaran dapat ditingkatkan.