Jumat, 14 September 2012

Tips Menjadi Guru Sukses



1.      Berpikir kritis dan usaha yang jujur lebih penting daripada jawaban yang benar. Cobalah untuk tidak mengerutkan kening ketika siswa memberikan jawaban yang salah atau keliru. Mengerutkan kening seringkali ditafsirkan sebagai bahasa isyarat  penolakan yang dapat menghambat siswa untuk berpartisipasi dalam mengekspresikan pemikirannya.
2.      Tidak ada pengajaran tanpa pengendalian. Lebih baik Anda bersusah payah pada hari-hari awal masuk sekolah untuk menemukan cara-cara terbaik dalam mengelola kelas dan mendisiplinkan siswa,  daripada Anda harus melakukan perjuangan berat sepanjang semester karena Anda tidak berhasil menemukan cara yang paling efektif dalam pengelolaan kelas.
3.      Kadang-kadang hal terbaik untuk dilakukan adalah berhenti berbicara. Jika terjadi kebisingan di kelas, Anda tidak perlu berteriak-teriak meminta para siswa agar  berhenti gaduh. Cobalah Anda berdiri di depan kelas dengan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, kemudian tataplah mereka (khususnya siswa yang menjadi sumber keributan) dengan tetap tanpa menunjukkan  ekspresi  marah.
4.      Cobalah lakukan kegiatan yang bervariasi dari waktu ke waktu. Dalam proses pembelajaran rutinitas dan terstruktur memang hal yang baik, tapi apabila hal ini terlalu banyak dilakukan dapat menyebabkan Anda dan kelas Anda jatuh terjerembab ke dalam suatu kebiasaan yang membosankan.
5.      Mendorong siswa untuk bepartisipasi aktif. Berikan kesempatan kepada setiap siswa untuk tampil di depan kelas atau mempersilahkan mereka untuk bekerja dalam kelompok. Sedapat mungkin hindari pembelajaran yang  berpusat pada guru untuk sepanjang tahun.
6.      Cobalah untuk bersikap fleksibel. Misalnya, pada saat berlangsung proses pembelajaran di kelas, Anda punya aturan ketat terhadap siswa tentang permen karet. Tetapi mungkin Anda  dapat memejamkan mata untuk hal ini  ketika siswa sedang menghadapi ujian.
7.      Cobalah uraikan secara jelas topik-topik apa yang akan diujikan. Anda tidak hanya cukup dengan mengatakan dan menyuruh siswa “Minggu depan ulangan, silahkan Pelajari Bab 6!”. Perintah dan penugasan semacam ini akan dirasakan membingungkan, terutama bagi para siswa yang kurang memiliki keterampilan belajar.
8.      Meminta dukungan manajemen. Adalah penting untuk mendapatkan dukungan dari manajemen ketika Anda berhadapan dengan isu-isu sulit, terkait dengan proses pembelajaran yang  Anda lakukan. Misalnya, meminta dukungan untuk mengadakan konferensi dengan para orang tua siswa yang  mengalami kesulitan dalam belajar.
9.      Berikan siswa kesempatan untuk mengikuti ujian. Jika seorang siswa selalu hadir dalam setiap pertemuan di kelas, namun karena satu dan lain hal dia tidak bisa hadir pada hari ujian, Anda seyogyanya dapat  memberikan kesempatan kepadanya untuk mengikuti ujian susulan dan  jangan membiarkannya lebih dari satu atau dua hari.
10.  Gunakan teknik “Front Loading”.  Para siswa cenderung lebih  termotivasi untuk belajar pada awal masuk sekolah. Pada awal masuk sekolah, selain diajak meninjau kembali materi pada semester sebelumnya,  secara garis besarnya siswa juga diajak untuk mengenal topik-topik  yang  hendak dipelajarinya selama satu semester ke depan
11.  Ajarkan para siswa untuk memiliki keterampilan memecahkan masalah. Ketika siswa Anda memasuki dunia kerja atau terjun ke masyarakat, sudah pasti dia  akan banyak berhadapan dengan berbagai masalah yang harus dia selesaikan dengan baik. Melalui pembelajaran yang Anda lakukan diharapkan para siswa akan terbiasa  dan terampil  dalam memecahkan aneka masalah yang dihadapinya..
12.  Berikan penghargaan atas setiap hasil dan usaha belajar mereka. Penghargaan yang Anda berikan akan memberikan motivasi kepada para siswa untuk mengerjakan sesuatu lebih baik lagi
13.  Lakukanlah yang terbaik dari diri Anda dan  bersikap adillah  kepada seluruh siswa, maka Anda akan mendapatkan rasa hormat dari mereka. Krisis kepercayaan kepada guru  seringkali bersumber dari ketidaksanggupan untuk menampilkan yang terbaik kepada siswanya.
14.  Motivator terbaik adalah menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata. Jangan lepaskan pembelajaran dari dunia nyata siswa, belajarkanlah mereka hal-hal yang berhubungan dan menyentuh langsung kehidupan mereka  Misalkan guru Matematika ketika sedang membelajarkan tentang sistem metrik, mintalah kepada siswa membawa kertas karton kosong dan botol-botol dari dapur mereka,  untuk dijadikan sebagai media pembelajaran.
15.  Di sekolah-sekolah tertentu, adakalanya siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan (kelas unggulan). Hal ini membuat mereka lebih menonjol dibandingkan peserta lainnya. Di satu sisi, cara ini dapat memberikan  kemudahan bagi guru untuk memberikan pelayanan pembelajaran secara homogen, namun di sisi lain juga dapat menimbulkan kecemburuan sosial.

Membangun Motivasi Siswa


 Ada beberapa hal yang dapat diupayakan oleh guru dalam membangkitkan motivasi siswanya.
Pertama, Guru ikut terlibat dalam kehidupan siswa.
Salah satu bukti guru mengasihi siswanya adalah dengan melibatkan dirinya dalam kehidupan mereka. Kerelaan dan ketulusan guru dalam melayani mereka, secara psikhis menimbulkan kedekatan antara guru dan murid. Ini akan memberikan ruang waktu bagi guru untuk siswanya guna mendengarkan keluh kesah mereka. Dengan tindakan ini, guru sudah berhasil merebut hati siswanya sehingga memudahkannya untuk menanamkan motivasi kepada mereka.


Kedua, Guru menjadi idola siswa berkaitan dengan sikapnya di kelas.
Sikap guru harus dapat dijadikan panutan ( teladan ) yang baik bagi siswanya. Guru yang baik akan menjadi idola di mata siswa. Pendapat dan nasihatnya terkadang lebih dipercaya dibandingkan dengan pendapat orang tua. Sikap yang didasari oleh keinginan mendidik siswa agar berkembang lebih baik akan memberikan kesan mendalam di benak mereka. Usaha guru membangun motivasi siswa akan kandas jika sikap yang ditunjukkan guru tidak simpatik.
Ketiga, Ciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Peran guru sebagai motivator tak lepas dari perannya sebagai pengelola kelas. Penciptaan suasana pembelajaran yang menyenangkan tak lepas dari perencanaan pembelajaran yang baik. Untuk itu seorang guru harus membuat persiapan yang matang sebelum tampil dihadapan siswa. Dia harus menyiapkan media belajar, model dan strategi pembelajaran, dan teknik penyampaian yang menarik perhatian sekaligus merangsang siswanya untuk belajar.
Keempat,Teknik mengajar guru harus menarik.
Guru yang hendak tampil di depan siswa harus menguasai materi dan metode penyampaiannya. Hal ini diperlukan agar guru memiliki kebebasan dalam mengembangkan teknik mengajarnya hingga menarik minat siswa. Yang dimaksud teknik mengajar di sini adalah gaya yang ditampilkan oleh masing-masing guru harus menarik minat siswa. Dua orang guru yang menggunakan metode yang sama belum tentu memiliki daya ketertarikan yang sama pula dihadapan siswanya. Metode yang disajikan dan dikemas dengan gaya mengajar yang menarik akan mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajarnya.
Kelima, Hargailah hasil pekerjaan siswa
Kebiasaan guru yang terlalu sering memberi tugas ( PR, Tugas Portopolio dll ) , namun jarang memberikan penilaian akan berdampak tidak baik terhadap motivasi belajar mereka. Siswa akan sekedar mengerjakan tugas dan kurang memperhatikan kualitas pekerjaan. Oleh karena itu, guru jangan enggan menilai hasil kerja siswa, hargailah pekerjaan mereka, dan berikan pujian terhadap prestasi mereka. Jadikanlah penilaian yang kita berikan sebagai alat perangsang motivasi siswa.
Keenam, Ciptakan suasana persaingan yang sehat antar siswa.
Prestasi seorang teman biasanya merangsang teman yang lain untuk berprestasi pula, sehingga dapat memunculkan persaingan antar siswa. Persaingan yang positif akan memunculkan dorongan (motivasi) siswa untuk giat belajar. Untuk itu guru harus mampu menciptakan suasana persaingan yang sehat di antara mereka. Guru harus menunjukkan obyektivitas dalam setiap evaluasi pembelajaran, demikian juga para siswa harus menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap pengerjaannya.
Ketujuh, Lihatlah cara mengajar kita dari kaca mata siswa.
Tak jarang kita selaku guru, merasa sudah maksimal dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, namun hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan kita. Anak-anak tidak memahami tentang materi yang kita sampaikan, anak-anak tidak menyukai cara mengajar kita, mungkin juga anak-anak merasa bosan dengan metode atau model pembelajaran yang monoton. Untuk itu kita perlu melihat cara mengajar kita dari kaca mata mereka. Misalnya para siswa kita suruh mengisi kuesioner yang telah kita buat guna mengetahui titik kelebihan dan kekurangan cara mengajar kita. Data yang diperoleh bisa kita jadikan refleksi dalam merencanakan pembelajaran berikutnya.