1.
Berpikir
kritis dan usaha yang jujur lebih penting daripada jawaban yang benar. Cobalah untuk tidak mengerutkan kening ketika siswa
memberikan jawaban yang salah atau keliru. Mengerutkan kening seringkali
ditafsirkan sebagai bahasa isyarat penolakan yang dapat menghambat siswa
untuk berpartisipasi dalam mengekspresikan pemikirannya.
2.
Tidak ada
pengajaran tanpa pengendalian.
Lebih baik Anda bersusah payah pada hari-hari awal masuk sekolah untuk
menemukan cara-cara terbaik dalam mengelola kelas dan mendisiplinkan
siswa, daripada Anda harus melakukan perjuangan berat sepanjang semester
karena Anda tidak berhasil menemukan cara yang paling efektif dalam pengelolaan
kelas.
3.
Kadang-kadang
hal terbaik untuk dilakukan adalah berhenti berbicara. Jika terjadi kebisingan di kelas, Anda tidak perlu
berteriak-teriak meminta para siswa agar berhenti gaduh. Cobalah Anda
berdiri di depan kelas dengan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, kemudian
tataplah mereka (khususnya siswa yang menjadi sumber keributan) dengan tetap
tanpa menunjukkan ekspresi marah.
4.
Cobalah
lakukan kegiatan yang bervariasi dari waktu ke waktu. Dalam proses pembelajaran rutinitas dan terstruktur memang
hal yang baik, tapi apabila hal ini terlalu banyak dilakukan dapat menyebabkan
Anda dan kelas Anda jatuh terjerembab ke dalam suatu kebiasaan yang
membosankan.
5.
Mendorong
siswa untuk bepartisipasi aktif.
Berikan kesempatan kepada setiap siswa untuk tampil di depan kelas atau
mempersilahkan mereka untuk bekerja dalam kelompok. Sedapat mungkin hindari
pembelajaran yang berpusat pada guru untuk sepanjang tahun.
6.
Cobalah
untuk bersikap fleksibel.
Misalnya, pada saat berlangsung proses pembelajaran di kelas, Anda punya aturan
ketat terhadap siswa tentang permen karet. Tetapi mungkin Anda dapat
memejamkan mata untuk hal ini ketika siswa sedang menghadapi ujian.
7.
Cobalah uraikan secara jelas topik-topik apa yang akan diujikan.
Anda tidak hanya cukup dengan mengatakan dan menyuruh siswa “Minggu depan
ulangan, silahkan Pelajari Bab 6!”. Perintah dan penugasan semacam ini akan
dirasakan membingungkan, terutama bagi para siswa yang kurang memiliki
keterampilan belajar.
8.
Meminta
dukungan manajemen. Adalah penting untuk mendapatkan
dukungan dari manajemen ketika Anda berhadapan dengan isu-isu sulit, terkait
dengan proses pembelajaran yang Anda lakukan. Misalnya, meminta dukungan
untuk mengadakan konferensi dengan para orang tua siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
9.
Berikan
siswa kesempatan untuk mengikuti ujian.
Jika seorang siswa selalu hadir dalam setiap pertemuan di kelas, namun karena
satu dan lain hal dia tidak bisa hadir pada hari ujian, Anda seyogyanya dapat
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengikuti ujian susulan dan
jangan membiarkannya lebih dari satu atau dua hari.
10. Gunakan teknik “Front Loading”. Para siswa cenderung lebih termotivasi untuk
belajar pada awal masuk sekolah. Pada awal masuk sekolah, selain diajak meninjau
kembali materi pada semester sebelumnya, secara garis besarnya siswa juga
diajak untuk mengenal topik-topik yang hendak dipelajarinya selama
satu semester ke depan
11. Ajarkan para siswa untuk memiliki keterampilan memecahkan
masalah. Ketika siswa Anda memasuki dunia
kerja atau terjun ke masyarakat, sudah pasti dia akan banyak berhadapan
dengan berbagai masalah yang harus dia selesaikan dengan baik. Melalui
pembelajaran yang Anda lakukan diharapkan para siswa akan terbiasa dan
terampil dalam memecahkan aneka masalah yang dihadapinya..
12. Berikan penghargaan atas setiap hasil dan usaha belajar
mereka. Penghargaan yang Anda berikan akan
memberikan motivasi kepada para siswa untuk mengerjakan sesuatu lebih baik lagi
13. Lakukanlah yang terbaik dari diri Anda dan bersikap
adillah kepada seluruh siswa,
maka Anda akan mendapatkan rasa hormat dari mereka. Krisis kepercayaan kepada
guru seringkali bersumber dari ketidaksanggupan untuk menampilkan yang
terbaik kepada siswanya.
14. Motivator terbaik adalah menghubungkan pembelajaran dengan
dunia nyata. Jangan lepaskan pembelajaran dari
dunia nyata siswa, belajarkanlah mereka hal-hal yang berhubungan dan menyentuh
langsung kehidupan mereka Misalkan guru Matematika ketika sedang
membelajarkan tentang sistem metrik, mintalah kepada siswa membawa kertas
karton kosong dan botol-botol dari dapur mereka, untuk dijadikan sebagai
media pembelajaran.
15. Di sekolah-sekolah tertentu, adakalanya siswa dikelompokkan
berdasarkan kemampuan (kelas unggulan). Hal ini membuat mereka lebih menonjol
dibandingkan peserta lainnya. Di satu sisi, cara ini dapat memberikan
kemudahan bagi guru untuk memberikan pelayanan pembelajaran secara
homogen, namun di sisi lain juga dapat menimbulkan kecemburuan sosial.